BANTAENG – Tingkatkan harga biji kakao petani rakyat, Industri Kecil Menengah (IKM) Chocolate Kabupaten Bantaeng menggagas Fermentasi Center biji kakao dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Fermentasi biji kakao yang sempurna dapat menciptakan biji
kakao kering yang memiliki cita rasa, aroma, dan warna khas yang
sangat diperlukan industri cokelat tentunya akan meningkatkan harga biji kakao petani.

Direktur IKM Chocotua, Musfira Yuniar mengatakan Kabupaten Bantaeng bukan lagi penyedia biji kakao asalan namun sudah saatnya mengembalikan kejayaan Bantaeng dengan menyediakan biji kakao fermentasi.

“Pentingnya fermentasi center sebagai langkah mengembalikan kejayaan Bantaeng dengan meningkatkan kualitas serta harga biji kakao yang cukup tinggi, Bantaeng sudah saatnya melangkah lebih maju bukan lagi sebagai penyedia biji kakao asalan dengan harga murah,” katanya.

Ia menjelaskan meningkatnya kualitas akan sejalan dengan meningkatnya harga kakao petani. Ia mencontohkan beberapa daerah luar Sulsel sudah mampu meningkatkan kualitasnya menjadi biji kakao fermentasi dan harga yang tinggi bahkan mereka mampu melakukan ekspor.

“Terbukti dibeberapa daerah lain dengan lahan tidak cukup luas namun mampu memaksimalkan potensi kakao dengan harga cukup mahal hingga Rp. 40.000 hingga Rp. 80.000 biji kakao fermentasi,” jelasnya.

Lanjut ia mengatakan IKM Chocotua telah menjadi binaan dari BBIHP Makassar Kementerian Perindustrian sehingga mendapatkan konsultasi untuk melengkapi syarat standarisasi SNI. Kami hadir IKM Chocotua Banyorang diawali niat baik untuk meningkatkan kesejahteraan petani kakao salah satunya biji kakao yang berstandar.

“Kami menggagas tempat Fermentasi Center biji kakao IKM Chocotua untuk meningkatkan kualitas biji kakao fermentasi sehingga bisa mendapatkan biji kakao berstandar SNI hingga kualitas ekspor,” katanya.

Diketahui IKM Chocotua telah mempu memproduksi biji kakao menjadi cokelat batang siap makan dengan berbagai varian rasa mulai dari dark chocolate 90%, milk chocolate dan milk chocolate Cashew, bubuk coklat dengan bekerjasama bersama Balai Besar Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam dan Maritim (BBIHPMM) Makassar melalui Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi dan Digitalisasi (OPTD) dan Inkubator Bisnis Teknologi (IBT).

Baca Juga : Salurkan 1,2 Juta Bibit Kakao, Bupati Bantaeng Perkenalkan Produk Lokal